Pesan Indah Nan Menyejukkan Tentang Kehidupan Oleh Murabbi Pada Rapat Konsolidasi Bulanan PPM Darul Istiqamah Putra

Barabai (PPM darul Istiqamah) – K.H. Hasan Basuni atau yang akrab dengan sapaan Murabbi, Pimpinan Pondok Modern Pesantren (PPM) Darul Istiqamah pimpin rapat konsolidasi bulanan PPM Darul Istiqamah bersama seluruh dewan Asatidz, Jum’at Malam, (16/11), bertempat di ruang pertemuan Asatidz PPM Darul Istiqamah Putra.

Sekitar satu setengah jam, Murabbi menyampaikan tausiyah/pesannya yang bertemakan “Takdir”. Dalam tausiyahnya, Murabbi menjelaskan bahwa takdir itu terbagi menjadi dua: 1. Takdir Mubram, ialah ketentuan mutlak dari Allah Subhanahu Wata’ala yang pasti berlaku dan tidak dapat dirubah. Seperti siang, malam, kelahiran dan kematian manusia. 2. Takdir Mu’allaq, ialah ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala yang mengikutsertakan peran manusia, atau yang berkaitan dengan usaha kita.

“Apa yang akan kita raih ke depannya selain ditentukan oleh takdir Allah Subhanahu Wata’ala, juga ditopang oleh usaha dan do’a yang kita lakukan. Jadi, berusaha itu harus, tetapi berdo’a dan rela menerima segala macam takdir yang sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wata’ala jangan dilalaikan juga,” tutur Murabbi.

“Seumpama seorang juara yang berprestasi, dalam meraih prestasi bukanlah seseorang yang juara itu berdiam saja tidak latihan dan hanya menunggu takdir. Tetapi ia yang selalu berusaha dan latihan setiap hari untuk meraih cita-cita yang diharapkannya. Contoh lain yaitu orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin,” sambung Murabbi.

Murabbi melanjutkan penjelasan tentang takdir dengan mengutip dari firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surat Hud Ayat 6 “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,” dilanjutkan dengan Surat An-Najm Ayat 39 yang berbunyi “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. Oleh karenanya selain bertawakkal kepada Allah, kita juga harus mengiringi dengan usaha dan do’a kita. Sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Rad: 11).

“Analisa setiap rumah yang ada di perkampungan, setiap bangunan rumah yang ada di perkampungan itu tergantung kualitas usaha orang atau penghuninya, artinya kualitas usaha orangnya dalam membangun rumah. Contohnya ada rumah yang di perkampungan itu sakit, ada juga yang kualitas rumahnya bagus,” tutup Murabbi ketika mengiaskan pengertian takdir.

Murabbi juga berpesan kepada seluruh asatidz agar dapat membangun kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Kepercayaan itu tidak di dapat dengan instan, tapi melalui proses perjalanan, pengalaman dan rekam jejak kita.

“Jangan menyia-nyiakan diri, gunakanlah waktu dan kesempatan kita dengan hal yang positif, serta tanamkanlah dalam pikiran untuk meningkatkan kualitas diri dan jadikan pondok ini sebagai lahannya agar ke depannya kalian memiliki banyak keterampilan yang baik. Latih keterampilan kalian, perkaya dengan pandai dalam bahasa inggris atau bahasa arab, agar ke depannya kalian dapat menjual jasa dan bermanfaat untuk masyarakat banyak,” pesan Murabbi.

“Menukil dari kitab Ta’lim al-Muta’allim dijelaskan bahwa Afdhollul ilmi ilmul hal wa afdhollul ‘amali hifdzul hal, artinya ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku. Makna dari ilmu hal di sini ialah Ilmu yang berguna bagi urusan dihadapan kita. Contohnya kita yang mengabdi di pondok ini, kita harus pelajari dan pahami bagaimana seharusnya mengabdikan diri kita untuk pondok, seperti selalu menaati setiap peraturan yang telah ditetapkan di pondok agar kita tidak tergelincir atau diistirahatkan dari pengabdian di pondok,” lanjut pesan Murabbi kepada para asatidz.

“Sukses itu dapat dipandang dari tiga hal: 1. Sukses secara kehidupan atau materi, 2. Sukses dalam membina berumah tangga, dan 3. Sukses secara pergaulan atau sosial. Kalian harus banyak belajar, harus punya tujuan dalam kehidupan dan ketika sudah berjalan atau menapaki suatu hal maka luruslah. Orang Islam itu kalau di akherat yang dibawa ialah Amal Jariyah, maka berusahalah niatkan dengan ikhlas dalam mengajar santri-santri serta niatkan agar menjadi pandai ke depannya,” papar Murabbi sebelum mengakhiri pesannya.

“Jadilah orang baik-baik, bangunlah rasa cinta, dan rasa kehilangan ketika tiada. Semisal teman-teman kalian yang lain menangis ketika kepergian kalian. Masa depan kalian tergantung pada apa yang kalian lakukan saat ini,” tutup Murabbi dalam pesannya kepada seluruh asatidz PPM Darul Istiqamah.

Penulis: MB
Editor: Ustadzah Lena Hanifah, S.H, LL.M, Ph.D
Foto: Copyright DARUL ISTIQAMAH MEDIA