Bangun Kepercayaan Orang Lain Terhadap Kita

Di era dunia saat ini, kejujuran dianggap sebagai harta yang tak ternilai harganya dalam pergaulan. Sejak kecil, Rasulullah ﷺ pergi berdagang dengan pamannya ke negeri-negeri tetangga. Beliau membawa modal dari beberapa pengusaha kaya, kemudian kembali ke kampungnya dengan membawa keuntungan dari hasil berdagang. Karena sangat jujurnya Rasulullah ﷺ, sampai-sampai beliau dijuluki “al-Amin” oleh masyarakat sekitarnya, yang berarti “dapat dipercaya”.

Oleh sebab itu, dapat kita ketahui bahwa salah satu hal yang penting dalam hidup ini adalah kepercayaan, baik itu percaya terhadap diri sendiri maupun kepercayaan orang lain kepada diri kita. Membangun kepercayaan orang lain kepada diri kita sangat penting untuk dilakukan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, sekolah, bekerja, sampai urusan bisnis.

Dengan sikap dan perilaku jujur kepada siapa pun, maka kita akan memiliki banyak teman dan dipercaya orang lain. Kejujuran akan membimbing seseorang kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing kepada surga.

Sebagaimana Sabda Rasulullah ﷺ :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Maka dari itu, K.H. Hasan Basuni, tidak pernah bosan untuk mendidik dan mengingatkan serta memotivasi para santri, Asatiz dan Ustazaat di PPM Darul Istiqamah akan hal-hal yang baik dan positif sesuai ajaran syariat agama Islam, salah satunya ialah tentang kejujuran. Karena buah dari kejujuran itulah yang menghantarkan rasa kepercayaan orang-orang lain terhadap diri kita. Karena kepercayaan itu tidak di dapat dengan cara instan, tapi melalui proses perjalanan, pengalaman dan rekam jejak kita.

Jangan sampai di dalam diri kita tertanam atau mempunyai salah satu daripada sifatnya orang yang munafik. Yaitu bila diamanahi dia khianat, bila berkata dia dusta, dan bila berjanji dia mengingkari. Naudzubillah min dzalik.

“Oleh karenanya, jangan menyia-nyiakan diri, gunakanlah waktu dan kesempatan kita dengan hal yang positif, serta tanamkanlah dalam pikiran untuk meningkatkan kualitas diri dan jadikan pondok ini sebagai lahannya agar ke depannya kalian memiliki banyak keterampilan yang baik. Latih keterampilan kalian, perkaya diri dengan banyak keilmuan, seperti pandai dalam bahasa Inggris atau bahasa Arab, banyak membaca buku, dll. Agar ke depannya kalian dapat menjual jasa dan bermanfaat untuk masyarakat banyak,” itulah di antara pesan yang selalu K.H. Hasan Basuni sampaikan dan tekankan kepada anak-anak didik beliau.

Dikutip dari kitab Ta’lim al-Muta’allim karangan Syaikh Burhanuddin Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi, dijelaskan bahwa Afdhollul ilmi ilmul hal wa afdhollul ‘amali hifdzul hal, artinya ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku. Makna dari ilmu hal di sini ialah Ilmu yang berguna bagi urusan di hadapan kita.

Contohnya, kita yang mengabdi di pondok, kita harus pelajari dan pahami bagaimana seharusnya mengabdikan diri kita untuk pondok, seperti selalu menaati setiap peraturan yang telah ditetapkan di pondok agar kita tidak tergelincir atau diistirahatkan dari pengabdian di pondok. Begitu juga sebaliknya, ketika kita sudah dapat mengerti dan memahami bagaimana seharusnya kita bersikap mengabdikan diri di pondok, seperti menaati aturan yang telah ditetapkan di pondok, ditambah dengan sifat jujur yang kita miliki sebagai seorang muslim, maka rasa kepercayaan orang sekitar seperti santri, asatiz dan ustazaat senior hingga pimpinan pondok akan terpatri ke dalam diri kita.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ hidup diantara kaum-kaum musyrik, akan tetapi beliau sangat disegani kawan maupun lawan, dikarenakan kejujuran beliau dan sifat-sifat terpuji beliau lainnya. Jika kita ingin Islam jaya seperti masa Rasulullah ﷺ, marilah sama-sama kita menjaga amanah yang telah diembankan kepada kita, dan tanamkan dalam diri kita dengan nilai-nilai kejujuran agar kita selamat di dunia maupun di akhirat. Serta jadilah orang baik-baik, bangunlah rasa cinta, dan rasa kehilangan ketika ketiadaan diri kita.

Loading