
Barabai (PPM Darul Istiqamah) — Pondok Pesantren Modern (PPM) Darul Istiqamah Barabai kembali menyelenggarakan kegiatan ‘Amaliyatu Tadris (praktik mengajar) yang merupakan aktivitas tahunan untuk santri kelas akhir XII (dua belas) MA/SMK sebagai syarat mutlak untuk menjadi alumni PPM Darul Istiqamah Barabai. Rabu, 10/05/2023, bertempat di aula PPM Darul Istiqamah Putra.
Kegiatan ‘Amaliyatu Tadris perdana yang diadakan di PPM Darul Istiqamah pada tahun 2023 bertujuan untuk menyempurnakan pemahaman dalam kegiatan ajar-mengajar dan juga identik dengan tempat persemaian guru, sehingga para santri dididik dan dibina agar mampu mengajar atau menjadi guru. Dalam proses pendidikan calon guru, PPM Darul Istiqamah tidak hanya mengajar teori pedagogik, akan tetapi disertai dengan praktik atau pengamalannya serta diikuti dengan evaluasi secara langsung.
Pimpinan Pondok melalui ketua panitia pelaksana kegiatan ‘amaliyatu tadris Ustadz Syahrul Ramadhana menyampaikan tujuan kegiatan ‘amaliyatu tadris antara lain untuk mempersiapkan para santri dalam memahami kegiatan proses belajar mengajar, memberikan kesempatan untuk latihan mengajar dan mendapatkan ilmu pedagogik dan menunjang potensi dan keterampilan santri untuk menjadi seorang guru yang profesional. Para ustadz dan ustadzah akan memberikan penilaian dan evaluasi kepada masing-masing santri.
“Menjadi seorang pendidik yang baik, perlu persiapan yang mantab. Tidak hanya materi tetapi juga fisik dan mentalnya. Sama dengan kegiatan Amaliyatu Tadris yang diadakan untuk memberikan cara mengajar yang baik dan benar sebagai bekal pengabdian dimasa mendatang,” terang Ustadz Syahrul.
Pembimbing ‘amaliyatu tadris Ustadz Halim Rofi’i menuturkan persiapan kegiatan ‘amaliyatu tadris telah dimulai tanggal 06 Mei 2023 dan akan berakhir pada tanggal 16 Mei 2023. Para santri dibekali terlebih dahulu melalui workshop yang diadakan oleh panitia pelaksana. Dalam workshop tersebut, mereka dibimbing cara membuat perangkat pembelajaran yang baik dan benar, seperti membuat lesson plan, menentukan materi yang akan dijarkan, serta metode dan media yang akan digunakan dalam proses mengajar nantinya.
“Menjadi apapun kalian nantinya di masa depan ketika kembali ke masyarakat, jangan lupa mengajar. Maka prinsip yang selalu kita pegang teguh di dalam pondok ini adalah sistem lebih penting dari materi ajar, namun keberadaan guru lebih penting dari sistem, tetapi ruh atau jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri. Oleh Karenanya kalian wajib mengetahui metode pendidikan yang sistematis sehingga diterima oleh masyarakat sebagai guru yang profesional, dan itu diajarkan melalui Amaliyatu Tadris,” tutur Ustadz Halim.
Dua delegasi terpilih dari Angkatan kelas XII MA/SMK, Ilham Apta Nugraha (XII IPA) dan Muhammad Syakir Rusdiyanoor (XII IPA). Keduanya mengikuti Amaliyatu Tadris Perdana di aula PPM Darul Istiqamah Putra beserta rekan-rekan angkatan seperjuangan yang berjumlah 68 orang.
Ilham Apta Nugraha dengan mata pelajaran Muthala’ah (Kisah-kisah hikmah berbahasa arab), sementara Muhammad Syakir Rusdiyanoor dengan mata pelajaran Stories In English (Kisah-kisah hikmah berbahasa inggris) yang disampaikan kepada kelas X MA IPA secara bergantian. Diikuti seluruh anggota angkatan untuk mengawasi teman mereka yang maju dalam kegiatan tersebut, bila ditemukan kesalahan, maka akan dicatat dan dipertanggungjawabkan diakhir amaliyah.

Dalam pelaksanaan praktik amaliyatu tadris para peserta diawasi juga oleh guru pembimbing supaya pelaksanaan sesuai dengan metode, dan praktek mengajar yang baik.
“Kekeliruan itu bisa berupa metode, substansi materi, atau kekeliruan dalam lisan, bahkan kekeliruan dalam sikap. Misal, ada kesalahan kecil saat menuliskan sesuatu di papan tulis, lalu guru menghapusnya menggunakan tangan: berarti guru tidak mencontohkan kebersihan dan kerapian,” ujar Ustadz Norzikri, S.Pd.I selaku salah satu pengawas kegiatan.
Secara bergiliran mereka melakukan praktik mengajar kedepannya di hadapan santri kelas VIII (delapan) MTs dan X (sepuluh) MA/SMK sesuai dengan jadwal yang telah disiapkan oleh panitia. Mereka diminta untuk tampil laksana seorang guru profesional yang mengajar di kelas-kelas dengan memegang satu mata pelajaran yang berbeda-beda sesuai minat dan pilihan mereka.
Salah satu delegasi ‘amaliyatu tadris perdana Ilham Apta Nugraha menyampaikan terima kasihnya kepada pihak pondok serta segenap asatidz atas kesempatan dan pengalaman yang sangat berharga dari diadakannya kegiatan ini.
“Dari sini kami belajar bahwa ada hal yang lebih penting selain mempersiapkan materi ajar yang baik yaitu metode penyampaian materi ajar. Materi ajar yang hebat tidak akan mampu diserap oleh peserta didik tanpa metode yang baik pula,” ujar Apta.
Yang menjadikan kegiatan ini semakin menantang adalah, pelajaran yang diajarkan merupakan pelajaran berbahasa Arab dan Inggris, sehingga pengajaranya pun menggunakan bahasa pengantar Arab dan Inggris. Namun, dengan persiapan yang matang dan bimbingan intensif dari asatidz yang lebih senior, para santri kelas akhir dapat melalui kegiatan ini dengan baik.
Penulis: MB
Editor: Ustadzah Lena Hanifah, SH, LLM, Ph.D
Foto: Copyright DARUL ISTIQAMAH MEDIA