Barabai – Ahad pagi adalah hari yang paling dinantikan oleh para santri di Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah (PPMDI) karena pada hari tersebut jadi waktu tepat untuk recharge dan kembalikan semangat mereka dalam meningkatkan kualitas bahasa khususnya kegiatan pembinaan bahasa pagi ini yang bertempat di aula pondok putra. (14/8)
Setelah shalat subuh berjamaah di mesjid, santri telah disibukkan dengan kegiatan Muhadatsah (dialog) bahasa Arab & Inggris disesuaikan dengan kegiatan mingguan berbahasa yang telah ditetapkan. Kegiatan muhadatsah santri ini diadakan semingu sekali yang melibatkan seluruh santri, mudabbir tiap mantiqoh (asrama), bagian penggerak bahasa dari Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM), dan asaatidz bagian bahasa juga turut serta dalam pembinaan bahasa langsung.
Pembinaan bahasa ahad pagi di Darul Istiqamah menerapkan 5 program seperti ta’limul muhadatsah, ishlahul lughah, taksimul uslub, nusyahidu bil jama’ah (menonton film kartun edukasi bahasa), dan taganna bil jama’ah (belajar bahasa arab dan inggris dengan menggunakan lagu) yang dilakukan secara bergilir setiap pekannya.
Pimpinan Pondok melalui asaatidz bagian bahasa Ustadz Syahrul Ramadhana menyampaikan, program yang diterapkan pada pagi ini adalah menonton film kartun spongebob bersama, yang bertujuan menambah wawasan para santri, melatih mereka untuk menganalisa mufradat (kosa kata) yang jarang digunakan, melatih public speaking (komunikasi lisan di depan khalayak), dan agar para santri terbiasa mendengar langsung bagaimana cara pengucapan dari seorang native speaker (penutur bahasa asing asli).
Setiap pekannya akan dilakukan voting nilai asrama terbaik berdasarkan ilqo mufradat, kesemangatan, ketaatan, ketertiban, dan kedisiplinan santri dalam mempraktikkan bahasanya. Dan akan diberikan piagam bergilir kepada asrama terbaik setiap pekannya., tambah ustadz Syahrul.
Secara terpisah tenaga pembantu bagian bahasa Ustadz Muhammad Baqi mengatakan, selain dari program di atas pengaplikasian dua bahasa arab dan inggris sudah menjadi kewajiban setiap santri dan asaatidz dalam kesehariannya.
Sisi kontrol bahasa yang ada di asrama langsung dicover oleh kakak-kakak kelas mereka dari OPPM yang biasa disebut Qismul Muharrik Lughah (Bagian Penggerak Bahasa). Oleh karena itu santri baru dan santri lama seolah tidak ada ruang sejengkalpun untuk tidak berbahasa Arab & Inggris saat mereka di asrama, dan jika pada akhirnya mereka berbahasa selain dengan 2 bahasa tersebut maka mereka harus berhadapan dengan Jasus (mata-mata) bahasa yang disebarkan untuk mengintai para pelanggar bahasa di asrama dan para pelanggar bahasa harus siap dengan Language Court (Pengadilan Bahasa) yang ada di ruangan bagian penggerak bahasa OPPM dan bagian bahasa asaatidz., jelas ustadz Baqi.
Tak ayal Motto Language Is Our Crown (Bahasa Adalah Mahkota Kita) bukan isapan jempol belaka karena di Darul Istiqamah sudah menjadi trademark. Bahasa tidak hanya dibaca tetapi bahasa langsung di praktikkan dalam dialog keseharian santri, sehingga santri tidak lagi canggung berkomunikasi dengan 2 bahasa.
“Perbedaan antara raja dengan orang biasa dilihat dari mahkotanya,” begitu juga dengan santri ketika dia mempraktikkan bahasanya maka dia telah memiliki mahkota., tutup ustadz Baqi.
Penulis: Baqi
Foto: Sajianor, Najib